Gas pembakaran di dalam silinder dapat mencapai temperature ± 2500
Karena proses itu terjadi berulang-ulang maka dinding silinder,kepala silinder,torak(piston)
Katup dan beberapa bagian yang lain menjadi panas.sebagian dari minyak pelumas,terutama yang
Membasahi dinding,silinder akan menguap dan akhirnya terbakar bersama-sama bahan bakar.
Karena itu perlulah bagian tersebut mendapat pendinginan yang cukup agar temperaturenya tetap berada dalam batas yang di perbolehkan,yaitu sesuai dengan kekuatan material dan kondisi operasi yang baik.kekuatan material akan menurun sejalan dengan naiknya temperature.
Proses pendinginan memerlukan fluida pendingin yang di alirkan ke bagian mesin di luar silinder.
Motro Diesel yang besar memakai minyak pelumas untuk mendiginkan torak(piston),yaitu
Dengan cara mengalirkan minyak pelumas melalui saluran di kepala torak (piston).Perpindahan kalor dari gas pembakaran ke fluida pendingin terjadi menurut rumus.
Q=UAΔΤ
Di mana
Q=perpindahan kalor,kcal/jam
u=Koesfisien perpindahan kalor,kcal/(jam
A=luas bidang perpindahan kalor,
ΔΤ=perbedaan temperature antara gas pembakara dan fluida pendinginan,
tg=temperature gas pembakaran,
ΤP= temperature fluida pendingin,
Di pandang dari segi pemanfatatn energy termal gas pembakaran, prose pendingin itu merupakan kerugian energi. Hanya 25 -40% saja dari energy termal tersebut yang dapat di ubah menjadi energy
Mecanik ;sebanyak 20 – 25 % di serap oleh fluida pendingin,sedangkan kira-kira 40 – 50% terbawa ke luar bersama-sama gas buang.Sebagian besar energy termal yang di serap oleh fluida pendingin mengalir melalui kepala silinder dan saluran buang.hanya sebagian kecil saja yang di serap min yak pelumas.Kerugian energy termal yang terbawa gas buang dapat di pakai di perkecil dengan memanfaatkan energy gas buang tersebut; missal di pakai mengerakkan turbo charge-supercharge .